Palestina membuat mobil berbahan bakar tenaga surya agar tidak membeli bensin dari Israel. Seperti diwartakan RT-News, Kamis (24/8), warga Palestina di Tepi Barat mencoba untuk memecahkan masalah ketergantungan energi kepada Israel.
Mobil dengan empat tempat duduk itu memiliki panel surya untuk
mengonversi sinar matahari menjadi energi. Kemudian, motor listrik kecil
dapat dinyalakan sehingga mendorong kendaraan bisa melaju hingga 20 km
selama sekitar 10 jam. Dalam keadaan cuaca mendung, mobil itu bisa
digunakan dengan menggunakan tenaga listrik.
"Mobil ini adalah langkah pertama, sekarang kami sedang bekerja pada dua
mobil lainnya. Jika pekerjaan ini berhasil, maka kita bisa memproduksi
banyak mobil dan menjualnya," kata Nabel Az-Zagheer, Ketua Perusahaan
Perdagangan Royal Industri.
Awalnya, perusahaan yang berbasis di kota Al-Khalil itu memiliki
spesialisasi dalam menyediakan produk-produk sanitasi dan air. Namun,
kini disesuaikan untuk menciptakan kendaraan baru.
Israel memiliki kontrol atas pasokan bahan bakar untuk penduduk
Palestina. Sesuai dengan perjanjian Oslo, Otoritas Palestina
berkewajiban untuk tidak menjual bensin kurang dari 15 persen dari harga
pasar Israel. Harga bahan bakar yang sangat mahal itu membuat banyak
warga Palestina kesulitan untuk mendapatkannya. Dengan adanya mobil
bertenaga surya itu, diharapkan bisa membantu warga Palestina dalam
bidang transportasi.
Sekitar 62 persen pemukiman warga Palestina di Tepi Barat yang dikuasai
oleh Israel tidak terhubung ke jaringan energi nasional Isarel. Di sisi
lain, permukiman Yahudi di wilayah yang sama terhubung ke jaringan
energi dan air Israel. (MEL)